Bupati James Uang Sebut Mubazir, Jika RS Pratama Bertempat di Loloda

Terbaru319 Dilihat

Sorotmalut — Bupati Halmahera Barat, Maluku Utara, James Uang, menggelar rapat koordinasi virtual soal lokasi pembangunan Rumah Sakit Pratama.
Rapat bersama 3 Kementerian, yakni Kementerian PPN/Bappenas, Kemenkes dan Kemendagri itu berlangsung di ruang Video Konferens, Lantai II Kantor Bupati Halmahera Barat.

Bupati James Uang, kepada Wartawan usai rapat tersebut mengaku pemindahan lokasi pembangunan RS Pratama dari Desa Janu, Kecamatan Loloda ke Desa Soana Masungi, Kecamatan Ibu, sudah disampaikan ke 3 Kementerian itu.

Bahkan James juga mengaku, Pemerintah Halmahera Barat telah memasukkan surat yang menjadi dasar pertimbangan pemindahan lokasi ke Kementerian Kesehatan.

“Jadi hal ini tidak dipersoalkan oleh Kemenkes malah yang persoalkan itu DPRD Halmahera Barat,”tutur James.

Padahal, kata James, ketiga pimpinan DPRD Halmahera Barat bersama Pemerintah Daerah telah menandatangani persetujuan pemindahan lokasi RS Pratama ke Desa Soana Masungi Kecamatan Ibu.

“Tapi malah sekarang DPRD malah ngotot lagi tidak punya konsistensi kalau menurut saya, alasan mereka komisi III tidak dilibatkan itu internal mereka bukan urusan saya,”kesalnya.

“Kalau prinsip saya yang penting Rumah Sakit Pratama itu dibangun kalau dibangun di Janu akses masuknya belum punya,”tambahnya.

Alasan akses masuk dan hanya didukung 3 Puskesmas, sehingga menurut James, pembangunan RS Pratama di Loloda sangat tidak ideal.

“Jadi tidak ideal kalau RS Pratama itu dibangun di Janu Loloda karena Puskesmas pendukung hanya 3 unit maka lebih ideal jika kita bangun di Ibu, karena, perjalanan dari Ibu ke Jailolo juga memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan,”ujarnya.

Tak hanya tidak ideal, James bahkan mengatakan RS Pratama mubazir jika dibangun di wilayah Loloda.

“Rumah sakit yang megah itu kalau dibangun di Jano Loloda kan mubazir dan di Loloda itu Puskesmas pendukung cuma tiga. Kemungkinan pasien 10 orang atau bahkan tidak sampai 10 orang, jadi rumah sakit itu dibangun di Jano itu tidak ideal,”sebutnya.

Sementara menurut James, akses dari Loloda ke lokasi RS Pratama di Ibu hanya akan memakan waktu 1 jam perjalanan jika jalan dari Loloda ke Ibu Tahun ini selesai dibangun dan jembatan Kali Butu tuntas tahun depan.

“Kalau jalan dari loloda ke rumah sakit Pratama di Ibu jika tahun ini kita sudah bangun dan jembatan kali Butu tahun depan sudah kita bangun mungkin 1 jam mereka sudah tiba di rumah sakit Pratam, itu yang saya sampaikan pertimbangankan ke Kementerian,”jelasnya.

Wakil Ketua DPD Demokrat Maluku Utara ini juga menjelaskan, RS Pratama lebih ideal jika dibangun di Kecamatan Ibu, karena akomodasi pasien di 2 Kecamatan Loloda dan tiga Kecamatan di wilayah Ibu dengan jumlah penduduk sampai 50 hingga 60 ribu.

“Salah satu anggota DPRD, Asdian, bilang di Ibu termasuk wilayah erupsi tetapi menurut saya tidak, justru sekarang pengungsi ada di tempat itu, karena bukan termasuk wilayah zona merah, maka itu tidak jadi masalah,”cetusnya.

James lalu menduga manuver DPRD Halmahera Barat dalam menolak pemindahan lokasi RS Pratama, hanyalah kepentingan politik.

“Hal ini kemudian di politisir oleh mereka, tadi dari pihak Kementerian sudah mendengar penjelasan dari kedua belah pihak yaitu dari saya dan juga pihak DPRD Halbar,”ucapnya.

James bilang segala pertimbangan sudah disampaikan, tinggal menunggu keputusan dari 3 Kementerian tersebut.

“Jadi tinggal mereka dari Kementerian rapat untuk mengambil keputusan soal penetapan lokasi Rumah Sakit Pratama. Bahkan tadi saya sudah bilang kepada Kementerian terkait bahwa saya ini Kepala Daerah yang punya visi misi bukan anggota DPRD. Otomatis saya lebih didengar oleh Kementerian terkait,”pungkasnya.

Ditanya terkait anggaran pembangunan RS Pratama, James menegaskan bahwa sejauh ini anggaran senilai Rp.43 miliar itu belum masuk ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) Halmahera Barat.

Penulis: Raja Man Kaswalat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *